PROGDAS (PEMROGRAMAN DASAR)

Membuat Alur Logika Pemograman

A.      Penyajian atau Penulisan Algoritma
Penyajian algoritma secara garis besar bisa dalam 2 bentuk penyajian yaitu tulisan dan gambar. Algoritma yang disajikan dengan tulisan yaitu dengan struktur bahasa tertentu (misalnya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris) dan pseudocode. Pseudocode adalah kode yang mirip dengan kode pemrograman yang sebenarnya seperti Pascal, atau C, sehingga lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemrogram. Sedangkan algoritma disajikan dengan gambar, yaitu dengan Flowchart

B.      Flowchart (Diagram Alir) 
Flowchart atau bagan alir adalah skema/bagan (chart) yang menunjukkan aliran (flow) di dalam suatu program secara logika. 
Flowchart merupakan alat yang banyak digunakan untuk menggambarkan algoritma dalam bentuk notasi-notasi tertentu. Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta pernyataannya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan antara proses digambarkan dengan garis penghubung. Dengan menggunakan  flowchart akan memudahkan kita untuk melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah. Di samping itu  flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek. 
Walaupun tidak ada kaidah-kaidah yang baku dalam penyusunan flowchart, namun ada beberapa anjuran: 
1)      Hindari pengulangan proses yang tidak perlu dan logika yang berbelit sehingga jalannya proses menjadi singkat. 
2)      Jalannya proses digambarkan dari atas ke bawah dan diberikan tanda panah untuk memperjelas. 
3)      Sebuah flowchart diawali dari satu titik START dan diakhiri dengan END.   

Berikut merupakan beberapa contoh simbol  flowchart yang disepakati olehdunia pemrograman




Pengertian Simbol Flowchart:
1.       Terminator : Notasi ini digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir suatu algoritma
2.       Aliran data : Notasi ini disebut Arrow yang digunakan untuk menunjukkan arus data atau aliran data dari proses satu ke proses lainnya.
3.       Input / Output : Notasi ini disebut  Data yang digunakan untuk mewakili data input atau output  atau menyatakan operasi pemasukan data dan pencetakan hasil.
4.       Proses : Notasi ini disebut  Process yang digunakan untuk mewakili suatu proses.
5.       Percabangan : Notasi ini disebut  Decision yang digunakan untuk suatu pemilihan, penyeleksian kondisi di dalam suatu program
6.       Preparation : Notasi ini digunakan untuk memberi nilai awal, nilai akhir, penambahan / pengurangan bagi suatu variable counter.
7.       Predefined Process / Call : Notasi ini digunakan untuk menunjukkan suatu operasi yang rinciannya ditunjukkan ditempat lain (prosedur, sub-prosedur, fungsi)
8.       Connector  : Notasi ini digunakan untuk menunjukkan sambungan dari  flowchart  yang terputus di halaman yang sama atau halaman berikutnya.

9.       Off page Connector : Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada pada halaman berbeda  




Contoh Flowchart :
Problem: Menghitung luas persegi panjang 
Algoritma:
Masukkan panjang (p)
Masukkan lebar (l)
Hitung luas (L), yaitu panjang kali lebar
Cetak luas (L)   
Algoritma Pemrograman :
<?php
$panjang =6;
$lebar =5;
$luas= $panjang*$lebar;
echo "Jadi Luas Persegi Panjang adalah . $luas";
?>  


A.      Struktur Dasar Algoritma   
Algoritma berisi langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Langkah-langkah tersebut dapat berupa runtunan aksi (sequence), pemilihan aksi (selection), pengulangan aksi (iteration) atau kombinasi dari ketiganya. Jadi struktur dasar pembangunan algoritma ada tiga, yaitu: 
1)      Struktur Runtunan / Beruntun :   Digunakan untuk program yang pernyataannya sequential atau urutan. 
2)      Struktur Pemilihan / Percabangan :  Digunakan untuk program yang menggunakan pemilihan atau penyeleksian kondisi. 
3)      Struktur Perulangan :  Digunakan untuk program yang pernyataannya akan dieksekusi berulang-ulang.


  1.  Ada tiga struktur dasar yang digunakan dalam membuat algoritma yaitu struktur  berurutan  (sequencing), struktur pemilihan/keputusan/percabangan (branching) dan struktur pengulangan      (looping).  Sebuah              algoritma             biasanya              akan menggabungkan ketiga buah struktur ini untuk menyelesaikan masalah. Pada bagian ini kita akan bahas lebih dulu struktur algoritma berurutan.   Struktur berurutan dapat kita samakan dengan mobil yang sedang berjalan pada jalur lurus  yang tidak terdapat persimpangan  seperti tampak pada Gambar disamping Mobil tersebut akan melewati kilometer demi kilometer jalan sampai tujuan Algoritma Runtunan tercapai.



Gambar 4. Struktur berurutan terdiri satu atau lebih instruksi.
Tiap instruksi dikerjakan secara berurutan sesuai dengan urutan penulisannya, yaitu sebuah instruksi dieksekusi setelah instruksi sebelumnya selesai dieksekusi.   Urutan instruksi menentukan keadaan akhir dari algoritma. Bila urutannya diubah, maka hasil akhirnya mungkin juga berubah.  Menurut Goldshlager dan Lister (1988) struktur berurutan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:  
a.       tiap instruksi dikerjakan satu persatu 
b.      tiap instruksi dilaksanakan tepat sekali, tidak ada yang diulang 
c.       urutan instruksi yang dilaksanakan pemroses sama dengan urutan aksi sebagaimana yang tertulis di dalam algoritmanya 
d.      akhir dari instruksi terakhir merupakan akhir algoritma.  

2. Struktur Algoritma Percabangan  
Sebuah program tidak selamanya akan berjalan dengan mengikuti struktur berurutan, kadang-kadang kita perlu merubah urutan pelaksanaan program dan menghendaki agar pelaksanaan program meloncat ke baris tertentu. Peristiwa ini kadangdisebut sebagai percabangan/pemilihan atau keputusan.
  

Gambar 5. Algoritma Percabangan
      Pada struktur  percabangan,  program akan berpindah urutan pelaksanaan jika suatu kondisi yang disyaratkan dipenuhi.   Pada proses seperti ini  simbol  flowchart  Decision  harus digunakan. Simbol decision akan berisi pernyataan yang akan diuji kebenarannya.  Nilai hasil pengujian akan menentukan cabang mana yang akan ditempuh.  

3.        Struktur Algoritma Perulangan / Pengulangan  



                Dalam banyak kasus seringkali kita dihadapkan pada sejumlah pekerjaan yang harus                             diulang berkali.Salah satu contoh yang gampang kita jumpai adalah balapan mobil seperti                   tampak pada gambar ini Mobil-mobil peserta harus mengelilingi lintasan sirkuit berkali-kali                  sesuai yang ditetapkan dalam aturan lomba. Siapa yang mencapai garis akhir paling cepat,                 dialah yang menang.

Gambar 6. Algoritma Perulangan     

Struktur pengulangan terdiri dari dua bagian : 
1.    Kondisi pengulangan, yaitu syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan pengulangan.  Syarat ini biasanya dinyatakan dalam ekspresi Boolean yang harus diuji apakah bernilai benar (true) atau salah (false) 
2.    Badan pengulangan (loop body), yaitu satu atau lebih instruksi yang akan    diulang.
Pada struktur pengulangan, biasanya juga disertai bagian inisialisasi dan bagian terminasi. Inisialisasi adalah instruksi yang dilakukan sebelum pengulangan dilakukan pertama kali. Bagian insialisasi umumnya digunakan untuk memberi nilai awal sebuah variable.  Sedangkan terminasi adalah instruksi yang dilakukan setelah pengulangan selesai dilaksanakan. Ada beberapa bentuk pengulangan yang dapat digunakan, masing-masing dengan syarat dan karakteristik tersendiri.  Beberapa bentuk dapat dipakai untuk kasus yang sama, namun ada bentuk yang hanya cocok untuk kasus tertentu saja.  Pemilihan bentuk pengulangan untuk masalah tertentu dapat mempengaruhi kebenaran algoritma.  Pemilihan bentuk pengulangan yang tepat bergantung pada masalah yang akan diprogram. 
a.      Struktur pengulangan dengan For 
Pengulangan dengan menggunakan For, merupakan salah teknik pengulangan yang paling tua dalam bahasa pemrograman.   Hampir semua bahasa pemrograman menyediakan metode ini, meskipun sintaksnya mungkin berbeda.  Pada struktur For kita harus tahu terlebih dahulu seberapa banyak badan loop akan diulang.  Struktur ini menggunakan sebuah variable yang biasa disebut sebagai  loops counter, yang nilainya akan naik atau turun selama proses pengulangan.   
Contoh  : 
Diketahui sebuah himpunan A yang beranggotakan bilangan 1, 3, 5, .., 19. 
Buatlah flowchart untuk mencetak anggota himpunan tersebut. 
Penyelesaian: 
Pada  contoh ini,  kita mencoba menentukan hasil dari sebuah  flowchart .  Bagaimana menurut kalian jawabannya?  Marilah kita uraikan jalannya fowchart tersebut. Pada  flowchart, setelah Start, kita meletakkan satu proses yang berisi pernyataan A = 1.  Bagian inilah yang disebut  inisialisasi .  Kita memberi nilai awal untuk A = 1.  Variabel  counter-nya adalah X dengan nilai awal 1 dan nilai akhir 10, tanpa increment  (atau secara default increment-nya adalah 1).  Ketika masuk ke badan  loop untuk pertama kali maka akan dicetak langsung nilai variabel A.  Nilai variabel A masih sama dengan 1.  Kemudian proses berikutnya adalah pernyataan A = A + 2.  Pernyataan ini mungkin agak aneh, tapi ini adalah sesuatu yang pemrograman.  Arti dari pernyataan ini adalah gantilah nilai A yang lama dengan hasil penjumlah nilai A lama ditambah 2.  Sehingga A akan bernilai 3.  Kemudian dilakukan pengulangan yang ke-dua.  Pada kondisi ini nilai A adalah 3, sehingga yang tercetak oleh perintah print adalah 3.  Baru kemudian nilai A kita ganti dengan penjumlahan A + 2.  Nilai A baru adalah 5.  Demikian seterusnya.  Sehingga output dari  flowchart ini adalah 1,3, 5, 7, .., 19. 


a.      Struktur pengulangan dengan While  
Pada  pengulangan dengan  For,  banyaknya pengulangan diketahui dengan pasti karena nilai awal (start) dan nilai akhir (end) sudah ditentukan diawal pengulangan.   Bagaimana jika kita tidak tahu pasti harus berapa kali mengulang?  Pengulangan dengan  While  merupakan jawaban dari permasalahan ini.  Seperti halnya  For, struktur pengulangan dengan  While juga merupakan struktur yang didukung oleh  hampir semua bahasa pemrograman namun dengan sintaks yang berbeda.
Struktur  While akan mengulang pernyataan pada badan loop sepanjang kodisi pada While bernilai benar.  Dalam artian kita tidak perlu tahu pasti berapa kali diulang. Yang penting sepanjang kondisi pada  While dipenuhi maka pernyataan pada badan loop akan diulang.   
Penyelesaian: Perhatikan Gambar 5.20.   bisakah kalian menentukan hasil dari  flowchart tersebut?  Perhatikan tahapan eksekusi  flowchart berikut ini. 
1.    Pada  flowchart ini  ada dua variabel yang kita gunakan yaitu A dan B.  Kedua variabel  tersebut kita inisialisasi nilai awalnya  (A = 1 dan B = 0)  sebelum proses loop terjadi. Variabel A adalah variabel counter.
2.    Pada simbol decision, nilai A akan diperiksa apakah memenuhi kondisi (< 10). Jika Ya maka perintah berikutnya dieksekusi, jika tidak maka program akan berhenti. Pada awal eksekusi ini kondisi akan terpenuhi karena nilai A= 1.   
3.    Jalankan perintah Print B.   
4.    Nilai variabel A kemudian diganti dengan nilai A lama (1) ditambah 2. Sehingga nilai variabel A baru adalah 3.  Sedangkan nilai variabel B = 9 (hasil perkalian A = 3).
Program akan berputar kembali untuk memeriksa apakah nilai variabel A masih lebih kecil dari 10.  Pada kondisi ini nilai A = 3, sehingga kondisi masih terpenuhi.   Kemudian langkah berulang ke langkah ke 3.  Begitu seterusnya sampai nilai variabel A tidak lagi memenuhi syarat kurang dari 10.




Operasi Logika dan Operasi aritmatika melalui operator dan fungsi-fungsi aritmatika pada algoritma dan bahasa pemrograman dasar

Di artikel kali ini akan dijelaskan mengenai operator aritmatika dan juga logika yang terdapat di dalam algoritma untuk bahasa pemrograman dasar. namun sebelum diuraikan lebih jauh saya akan jelaskan sedikit mengenai pengertian operasi logika, operasi aritmatika, operator matematika dan operator logika yang terdapat di dalam alogritma.

Operasi aritmatika adalah operasi  yang melibatkan beberapa operator aritmatika seperti misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian untuk memproses 2 buah nilai atau lebih.

operasi aritmatika dan logika dalam algoritma dan pemrograman dasar


Operasi logika proses yang melibatkan beberapa operator logika seperti AND, OR, NOR, XOR dan operator logika lainnya yang menghasilkan nilai true dan false atau menghasilkan nilai benar dan salah. operasi logika ini sangat sering sekali digunakan di algoritma dan bahasa pemrograman dasar.

Sedangkan Operator matematika adalah operator yang digunakan untuk memproses operasi aritmatika, operater matematika yang sudah kita kenal misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Mengenal Pelbagai Jenis Operator Aritmatika dan Logika dalam algoritma dan bahasa pemrograman

Berikut adalah beberapa kategori operator aritmatika dan operator logika yang sering digunakan di dalam bahasa pemrograman dan algoritma:

1. Operator Aritmatika

  • + (jumlah) adalah operator untuk menjumlahkan dua buah angka atau lebih
  • -(kurang) adalah jenis operator untuk memproses operasi pengurangan antara dua angka atau lebih
  • * (kali) adalah operator yang digunakan untuk proses perkalian
  • / (bagi) adalah operator uang digunakan untuk mendapatkan hasil bagi dari 2 buah angka
  • MOD  atau % (modular) adalah operator yang sering digunakan di dunia algoritma yang digunakan untuk mendapatkan sisa hasil bagi.

Operator baru yang tidak umum adalah MOD atau bisa disimbolkan dengan %, operator ini akan menghasilkan sisa hasil pembagian, misal 4%2=0. 5%3=2.
Operator aritmatika biasanya digunakan untuk memproses perhitungan matematika yang dilibatkan di dalam program.

2. Operator Pembanding

Operator pembanding adalah operator yang merupakan bagian dari operator logika yang digunakan untuk membandingkan 2 buah nilai atau operan, sehingga dapat menghasilkan nilai true dan false, beberapa operator pembanding yang sering digunakan adalah:
  • > lebih besar
  • < lebih kecil
  • >= lebih besar sama dengan
  • <= lebih kecil sama dengan
  • <> tidak sama dengan
  • != tidak sama dengan 
  • == apakah sama dengan
  • := sama dengan
Di dalam bahasa pemrograman Operator pembanding biasanya digunakan dalam flow control IF then ELSE untuk mendapatkan hasil sesuai dengan kondisi yang diinginkan. 

3. Operator Logika

Operator Logika adalah operator yang digunakan untuk melakukan operasi logika yaitu operator yang menghasilkan nilai TRUE (benar) atau FALSE (salah). Bebarapa macam operator logika antara lain:
  • and : menghasilkan nilai TRUE jika kedua operand bernilai TRUE
  • or : menghasilkan nilai TRUE jika salah satu operand bernilai TRUE
  • xor : menghasilkan nilai TRUE jika salah satu operand bernilai TRUE tetapi bukan keduaduanya bernilai TRUE
  • ! (simbol tidak): mengasilkan nilai tidak TRUE
  • && (simbol AND): menghasilkan nilai TRUE jika kedua operand bernilai TRUE
  • || (simbol OR): menghasilkan nilai TRUE jika salah satu operand bernailai TRUE

Operator logika sering digunakan di dalam flow control berkolaborasi dengan operator pembanding untuk mendapatkah hasil yang paling sesuai dengan kondisi tertentu.

4. Assignment Operator / Operator Penugasan

Assignment Operator (operator penugasan) adalah operator yang menggunakan tanda sama   dengan (=) untuk mengisi sebuah nilai dalam suatu variabel.
Beberapa contoh assignmen operaor adalah sebagai berikut:
  • += contoh: x+=10; atau x=x+10 (artinya: jumlahkan nilai yang terdapat di dalam variable x dengan 10)
  • = contoh: x=y
  • *=  contoh: x*=10 atau x=x*10 (artinya: kalikan nilai yang terdapat di dalam variable x dengan 10)
  • /=
  • %=

Contoh Jenis operasi aritmatika dan logika dalam algoritma (bahasa pemrograman dasar)

1. Operasi artimatika

Beberapa contoh proses operasi aritatika adalah sebagai berikut
  • x+y, menjumlahkan antara nilai yang terdapat di x dan y
  • x*y, mengalikan antara nilai yang terdapat di x dan y
  • x-y,  mengurangi antara nilai yang terdapat di x dan y
  • x/10, membagi antara nilai yang terdapat di x dan y misal 10/2 maka hasilnya 5.
  • x%y, mendapatkan hasil bagi antara x dan y misal 10/5 maka hasilnya adalah 0, karena 10/5 adalah 2 dan tidak terdapat sisa setelah pembagian. 10/7 sisa hasil pembagiannya adalah 3, artinya ketika 10 dibagi 7 maka akan mendapatkan 1 dan sisanya adalah 3.

2. Operasi Logika 

  • A and B atau A && B, untuk operator AND, jika salah satu kondisi bernilai salah maka akan menghasilkan FALSE, sedangkan jika kedunya benar  maka akan bernilai true, agar kondisi bernilai benar maka A dan B harus benar.
  • A or B atau A || B, untuk operator OR, jika salah satu kondisi bernilai benar baik untuk kondisi A maupun B maka akan menghasilkan TRUE (benar), jika kedua kondisi baik A maupun B bernilai salah maka hasilnya FALSE (salah), untuk menghasilkan kondisi benar maka setidaknya harus ada kondisi yang benar baik itu untuk konsisi  A maupun B

Perlu anda ketahuai bahwa setiap instruksi bahasa pemrograman sangat dipengaruhi oleh instuksi standar program yang digunakan walaupun logika cara berfikirnya sama.


Cara Kerja Operasi aritmatika dan operasi logika di dalam program

Operasi aritmatika cara kerjanya tidak jauh berbeda dengan proses aritmatika yang terdapat dalam pelajaran matematika. Untuk memahami cara kerja operasi aritmatika dan operasi logika dalam program maka harus dibuatkan studi kasus yang harus dipecahkan dengan algoritma. sebagai berikut:

Contoh Kasus:
2 buah bilangan bulat diinput oleh pengguna, bilangan tersebut kemudian dikalikan, jika hasil kali ke dua bilangan tersebut MOD 2=0 maka output yang harus di cetak ke layar adalah "Bilangan genap", sedangkan jika hasil kali ke dua bilangan MOD 2 =1 maka itu adalah bilangan ganjil.

Untuk menyelesaikan kasus di atas di dalam algoritma langkahnya adalah sebagai berikut:

 program ganjil_bulat
deklarasi
var x: integer
y: integer
hasil:integer

Algoritma:
read(x,y) 
hasil <- x*y 
if(hasil MOD 2==0) then
write('bilangan bulat')
else 
write('bilangan ganjil')

Algoritma diatas akan menghasilkan output berupa tulisan yaitu bilangan bulat / bilangan ganjil, jika hasil perkalian ganjil maka outputnya adalah "bilangan ganjil" sedangkan jika hasil perkalian adalah bilangan bulat maka akan menghasilkan outuput "bilangan bulat".

Sesuai dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa operasi logika dan operasi aritmatika melalui operator dan fungsi-fungsi aritmatika, tidak jauh berbeda seperti halnya di matematika yang sudah sangat kita kenal.



Pembahasan dan Contoh Struktur Kontrol Percabangan pada Bahasa Pemrograman C++

Selamat datang di KokoDodi.blogspot.com. Kali ini saya akan membahas tentang materi bahasa pemrograman C++ yaitu tentang Struktur Kontrol Percabangan. Struktur Kontrol Pecabangan merupakan suatu algoritma program memiliki suatu kondisi yang dimana kondisi tersebutlah yang akan menentukan perintah-perintah yang akan dijalankan oleh suatu program. Perintah dalam suatu kondisi akan dijalankan ketika kondisi tersebut bernilai benar, dan sebaliknya apabila kondisi bernilai salah maka perintah didalamnya tidak akan dijalankan.

Pembahasan dan Contoh Struktur Kontrol Percabangan pada Bahasa Pemrograman C++

Ada beberapa macam Struktur Kontol Pecabangan yang ada didalam C++, yaitu :

Pecabangan if

Pecabangan if merupakan struktur kontrol pecabangan yang memiliki sebuah kondisi. Bentuk umum penulisannya adalah sebagai berikut.
if(kondisi){
 statement;
}
Contoh Penerapannya dalam kode program adalah sebagai berikut :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
 int a = 10;
 int b = 7;
 if(a>=b){
  a = 7;
  b = 10;
 }
 cout<<"Nilai A : "<<a<<endl;
 cout<<"Nilai B : "<<b<<endl;
 getch();
}

Percabangan if-else

Percabangan if-else merupakan struktur kontrol pecabangan yang memiliki sebuah kondisi yang apabila kondisi tersebut benar maka perintah yang didalamnya akan dijalankan dan apabila kondisinya salah maka ada perintah lainnya yang akan dijalankan oleh program. Bentuk umum penulisannya adalah sebagai berikut.
if(kondisi){
 statement;
}
else{
 statement;
}
Contoh Penerapannya dalam kode program adalah sebagai berikut :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
 int x;
 int angka = 10;
 cout<<"Angka 1 - 10"<<endl;
 cout<<"Masukan Tebakan anda : ";cin>>x;
 if(x==angka){
  cout<<"Tebakan anda benar"<<endl;
  cout<<"Selamat!";
 }
 else {
  cout<<"Maaf tebakan anda salah!";
 }
 getch();
}


Percabangan if-else if-else

Percabangan if-else if-else merupakan struktur kontrol pecabangan yang memiliki banyak kondisi. Bentuk umum penulisannya adalah sebagai berikut.
if(kondisi1){
 statement;
}
else if(kondisi2){
 statement;
}
else{
 statement;
}
Contoh Penerapannya dalam kode program adalah sebagai berikut :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
 int x;
 int angka = 6;
 cout<<"Angka 1 - 10"<<endl;
 cout<<"Masukan Tebakan anda : ";cin>>x;
 if(x==angka){
  cout<<"Tebakan anda benar"<<endl;
  cout<<"Selamat!";
 }
 else if(x>angka){
  cout<<"Tebakan anda terlalu besar";
 }
 else{
  cout<<"Tebakan anda terlalu kecil";
 }
 getch();
}


Percabangan switch

Percabangan switch merupakan struktur kontrol pecabangan yang juga memiliki banyak kondisi, akan tetapi kondisi dalam percabangan switch ini bertipe numerik. Default berfungsi untuk menjalankan perintah default/umum/dasar apabila kondisi tidak sesuai dengan nilai case yang ada. Bentuk umum penulisannya adalah sebagai berikut.
switch(kondisi){
 case konstanta_1:
 statement;
 break;
 case konstanta_2:
 statement;
 break;
 default:
 statement;
}
Contoh Penerapannya dalam kode program adalah sebagai berikut :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
 int nilai;
 cout<<"Masukan Nilai anda 0 - 10 : ";cin>>nilai;
 cout<<"Anda masuk kategori ";
 switch(nilai){
  case 10:
  case 9:
  cout<<"A";
  break;
  case 8:
  case 7:
  cout<<"B";
  break;
  case 6:
  case 5:
  cout<<"C";
  break;
  case 4:
  case 3:
  case 2:
  case 1:
  case 0:
  cout<<"D";
  break;
  default:
  cout<<"nilai anda tidak masuk kategori!";
 }
 getch();
}

Pembahasan dan Contoh Struktur Kontrol Perulangan pada Bahasa Pemrograman C++

Selamat datang. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Struktur Kontrol Perulangan pada Bahasa Pemrograman C++. Pada umumnya Perulangan pada C++ sama halnya dengan Perulangan bahasa pemrograman lainnya. Struktur Kontrol Perulangan digunakan apabila ada suatu fungsi dari program akan dijalankan secara berulang-ulang. Contohnya apabila anda ingin menampilkan nama anda sebanyak 100 kali, tentunya akan sangat lama apabila anda menuliskan kode programnya secara manual. Dengan Struktur Kontrol Perulangan. kita dapat menampilkan nama anda sebanyak 100 kali dengan hanya beberapa baris program yang sederhana.
Pembahasan dan Contoh Struktur Kontrol Perulangan pada Bahasa Pemrograman C++

Dalam bahasa C++ dikenal beberapa macam Struktur Kontrol Perilangan, yaitu :

Perulangan For

Perulangan For merupakan struktur kontrol perulangan yang menjalankan satu atau lebih perintah dengan jumlah perulangan yang sudah ditentukan pada proses inisialisasi kondisi. Bentuk umum penulisannya adalah sebagai berikut.
for(kondisi){
 Statement;
}
Contoh Penerapannya dalam kode program adalah sebagai berikut : 
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
 int x;
 for(x=0;x<10;x++){
  cout<<x<<". Aku suka C++"<<endl;
 }
 getch();
}

Perulangan While

Perulangan while merupakan struktur kontrol perulangan yang akan melakukan pengulangan selama kondisi yang dihasilkan dalam perulangan tersebut masih bernilai benar. Bentuk umum penulisannya adalah sebagai berikut :
Deklarasi;
while(kondisi){
 Statement;
}
Contoh Penerapannya dalam kode program adalah sebagai berikut :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
 int x = 5;
 while(x>0){
  cout<<x<<" ";
  x--;
 }
 cout<<"Program Berhasil";
 getch();
}

Perulangan Do-While

Perulangan do-while merupakan struktur kontrol perulangan yang menjalankan perintah yang ada didalamnya terlebih dahulu dan melihat kondisi perulangan setelah perintah tersebut selesai dijalankan. Dengan kata lain walaupun kondisinya bernilai salah, minimal perintah sudah dijalankan sebanyak satu kali. Bentuk umum penulisannya sebagai berikut :
inisialisasi;
do
 {
  Statement;
 }while(kondisi);
Contoh Penerapannya dalam kode program adalah sebagai berikut :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
 char x = 'A';
 cout<<"Abjad : "<<endl;
 do{
  cout<<x<<" ";
  x++;
 }while(x<='Z');
 getch();
}

Perulangan Goto

Perulangan goto merupakan struktur kontrol perulangan yang memiliki label. Perintah akan mengalami pengulangan apabila ada perintah untuk kembali atau menuju kesuatu label. Label disini merupakan suatu pengenal (identifier).

Contoh Penerapannya dalam kode program adalah sebagai berikut :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
 int angka;
 char t;
 atas:
 cout<<"Masukan angka : ";cin>>angka;
 cout<<" > "<<angka<<endl;;
 cout<<"Ingin memasukan lagi[Y/T] ";cin>>t;
 if(t=='y' ||t=='Y'){
  goto atas;
 }
 else{
  goto bawah;
 }
 getch();
 bawah:
}

Komentar